Filosofi Angka Jawa dengan
Pelafalan Khusus
Nanda Triyaningsih - 152151132
nandatriyaningsih97@gmail.com
A
|
ngka merupakan suatu gagasan yang
abstrak, digunakan untuk menghitungdan mengukur. Angka merupakan pelambangan
jumlah yang diakui manusia untuk dipergunakan untuk menghitung dan megukur. Dan
Lafal adalah cara seseorang tahu sekelompok penutur bahasa dalam mengucapkan
lambang-lambang.
Dalam kajian matematika
dikenal dengan istilah bilangan atau
angka – angka. Angka – angka itu tidak bisa dipisahkan dalam kehidupan sehari –
hari, serta angka tersebut kita kenal dimulai dari angka 0 – 9. Dari
keseluruhan angka tersebut yang paling menarik untuk dibahas adalah pelafalan
angka 11,21, 25, 50, 60, dalam bahasa jawa . Angka tersebut berbeda dengan
angka lain, dari segi pelafalan. Angka itu merupakan angka yang memiliki
sejarah dan karakteristik sehingga dapat diambil filosofisnya dan hal ini dapat
membedakan dirinya dengan angka – angka yang lain.
Mengapa dalam pelafalan
di jawa angka 11 tidak di baca dengan sedoso setunggal?melainkan di baca
sewelas. Mengapa dalam pelafalan di jawa
angka 21 tidak di baca dengan kalihdoso setunggal? melainkan dibaca selikur. Mengapa dalam pelafalan di jawa angka 25 tidak
di baca dengan kalihdoso gangsal?melainkan selawe. Mengapa dalam pelafalan di
jawa angka 50 tidak di baca dengan gangsaldoso? melainkan seket. Dan yang
terakhir, mengapa dalam pelafalan di jawa angka 60 tidak di baca dengan
enemdoso? melainkan sewidak.
Angka 11:
Filosofinya,
bahwa pada usia 11 tahun hingga 19 tahun adalah saat-saat berseminya rasa welas
asih (belas kasih) pada jiwa seseorang, terutama terhadap lawan jenis. Itulah
usia di mana seseorang memasuki masa akil baligh, masa remaja. Anak
anak memasuki masa pubertas.
Angka 21:
Di
sini terdapat satuan Likur yang tidak lain merupakan kependekan dari LIngguh
KURsi, artinya duduk di kursi.Mengapa disebut demikian? Maknanya, bahwa pada
usia 21 hingga 29 itulah pada umumnya manusia mendapatkan “tempat duduknya”,
baik itu berupa pekerjaannya, profesi, atau jabatan, yang akan ditekuni dalam
kehidupannya. Apakah sebagai pegawai, guru, pengusaha, pedagang, seniman,
penulis, dan lain sebagainya.
Angka 25:
Bahkan
yang lebih menarik lagi, angka 25 memiliki sebutan khusus, yang mana bilangan 25
tidak disebut sebagai limang likur, melainkan selawe.
Apa maknanya, Selawe konon merupakan singkatan
dari SEneng-senenge LAnang lan WEdok, itulah puncak asmaranya seorang laki-laki
dan perempuan, yang ditandai oleh pernikahan. Maka pada usia tersebutlah (25)
pada umumnya seorang laki-laki berumah tangga (dadi manten),Memang tidak semua
orang menikah pada usia tersebut, tapi jika dirata-rata memang di antara usia
21-29. Pada saat kedudukan sudah diperoleh, pada saat itulah seseorang siap
untuk menikah.
Angka 50:
Pada bilangan 50.
Seharusnya, angka ini disebut sebagai limang puluh, namun sebutan populernya
tidaklah demikian, angka 50 lebih sering disebut dengan seket.Apa makna dibalik
ini? Konon SEKET merupakan kependekan dari kalimat SEneng KEthonan, artinya
suka memakai kethu / alias tutup kepala/topi/kopiah dan sebagainya. Hal ini
menandakan usia seseorang semakin lanjut, dan tutup kepala merupakan lambang
dari semua itu. Selain itu tutup kepala merupakan alat untuk menutup rambut
yang mulai botak atau memutih.
Di sisi lain, tutup
kepala bisa juga berupa kopiah yang melambangkan orang yang sedang beribadah.
Memang demikian, pada usia 50, kita sebagai manusia seharusnya memperbanyak ibadah, untuk bekal memasuki kehidupan
akhirat.
Angka 60:
Lain 50, lain pula
60. Angka ini tidak populer dengan sebutan enem puluh, tapi lebih sering diseut
dengan sewidak atau suwidak.Usut punya usut, konon sewidak merupakan kependekan
dari 'SEjatine WIs wayahe tinDAK'.
Maknanya,
sesungguhnya pada usia tersebut sudah saat seseorang bersiap-siap untuk pergi
meninggalkan dunia fana ini. Ini karena nabi Muhammad SAW, meninggal pada usia
sekitaran tersebut. Maka kalau usia kita sudah mencapai 60, lebih
berhati-hatilah dan tentu saja semakin banyaklah bersyukur, karena usia selebihnya
adalah bonus dari Yang Maha Kuasa.
Kenapa
juga angka-angka seperti 11, 21, 25, 50, 60 dalam pengucapannya berbeda dengan
angka-angka yang lain.
Kesimpulannya
ternyata dibalik itu ada sesuatu yang tersembunyi dimana ada maksud tertentu
dalam pengucapannya. Dalam maknanya menggambarkan tentang kehidupan yang
dijalani manusia semasa di dunia dari kecil hingga kita akan meninggal dunia. Ilmu
matematika juga berperan, karena umur kita dapat di tunjukan dengan angka-angka.
Saran pembuatan artikel
ini untuk pembaca yaitu pembaca di harapkan dapat mengembangkan lagi esai
ini.
Daftar Pustaka
Jimmy Prawira (2015)
Kenapa 25 itu selawe, 50 itu siket,
60 itu sewidak. [online] tersedia: http://www.goodnewsfromindonesia.org/2015/08/26/kenapa-25-itu-selawe-50-itu-siket-60-itu-sewidak
[01 April 2016]
Anonim (2015) Nama angka dalam bahasa jawa [online]
tersedia:
https://id.wiktionary.org/wiki/Wiktionary:Nama_angka_dalam_bahasa_Jawa [01
April 2016]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar