Jumat, 22 Desember 2017

Happy Volunteering Happy Me!

Di blog post ini aku akan cerita tentang pengalaman volunteering aku sepanjang tahun 2017. Baik volunteering di event atau di komunitas. Aku suka daftar-daftar jadi volunteer untuk nambah point aja sih, point yang kumaksud bisa pengalaman, teman baru, keterampilan baru, pengetahuan baru dan lain-lain. Tapi kalau ada koinnya, ya lumayan juga hehe.

Januari 2017 dibuka dengan Sobat Budaya. Sobat budaya adalah sebuah komunitas di mana para anggotanya jadi kader pendataan budaya Indonesia. Baik kesenian, batik, makanan bahkan musik. Aku daftar sebagai tim Program dan yeay diterima! Program-programnya bagus. Dan orang-orang di dalamnya luar biasa. Di sana aku bertemu dengan Bang Hokky (founder Sobat budaya), Bang Vande, Kak Wulan, Regina dan masih banyak lagi. Tapi sayang, aku hanya aktif sekitar 2 bulan karena aku tidak bisa membagi waktu antara kuliah, kerja dan komunitas ini. Tapi jangan salah, tiga bulan yang aku lalui dengan Sobat Budaya ini adalah tiga bulan paling produktif sepanjang hidup haha. Dalam tiga bulan tersebut, aku beberapa kali terlibat dalam rapat-rapat dengan beberapa pihak yang cukup berpengaruh di Indonesia. Aku juga terlibat acara "Kamisan Budaya" IAITB yang waktu itu membahas topik tentang hubungan Sains dan Budaya. Aku sempat membuat rancangan program tentang Kemuliaan Kuliner Nusantara, tapi karena aku yang tidak bisa mengatur waktu dengan baik, yah, dengan berat hati aku melepaskan program itu. Sayang sekali memang tidak bisa lanjut sampai lulus. Tapi setidaknya ini menjadi pengalamanku yang berkesan dan bermanfaat untuk kedepannya.



Di akhir Maret, aku secara sukarela menjadi tim marketing Pop Art Beauty, yaitu acara pameran kecantikan di Depok yang diselenggarakan oleh kakak tingkatku di kampus. Pameran ini diselenggarakan setiap tahunnya dan di-direct langsung oleh mahasiswa semester 6. Tahun ini aku jadi volunteer, 2 tahun lagi, angkatanku yang akan menjadi penyelenggaranya. Konsep dan tema pameran ini setiap tahunnya berubah-ubah, tergantung tim siapa yang menjadi pemenang di bidding proposal semester 5. Tahun 2017 ini, Pop Art Beauty inilah yang menjadi pemenang dalam bidding tersebut. Berkat Pop Art Beauty aku sadar bahwa mulai dari sekarang aku harus merawat diri. Karena kalau diri sendiri saja tidak merawat, lalu siapa lagi yang akan merawat? (eheheh) Aku juga membeli 1 produk kecantikan yang hmmm lumayan bisa membantuku merawat kulit. Terima kasih Pop Art Beauty hehehe

Bulan Juni aku bergabung dengan Rajanya Event, aku daftar, diterima, gabung ke grupnya kemudian handphoneku hilang. Yasudah. Ceritanya habis. Tapi aku belum sepenuhnya keluar dari keanggotaan RE.

Agustus juga termasuk salah satu bulan paling produktif, karena aku daftar di dua kegiatan yang berbeda. Pertama Art Stage Jakarta dan kedua Parade ASEAN.

Aku suka Art Stage karena acaranya bagus. Sebuah pameran lukisan berskala internasional diselenggarakan oleh Art Stage Jakarta bekerjasama dengan Art Stage Singapore. Pengunjung yang datangpun kebayankan penikmat lukisan dari luar negeri. Banyak sekali karya yang aku suka tapi tidak bisa diraih. Harganya mahal. Jangankan dibeli, menyentuhpun ku 'tak berani hehehe. Ada salah satu pelukis yang lukisannya unik. Aku tidak tahu siapa namanya, tapi yang jelas dia pelukis dari Korea Selatan. Karyanya itu seperti kartun, colorful dan sangat menarik. Nanti kalau ingat, aku sunting khusus part yang ini. Di awal aku sempat menyinggung tentang poin dan koin kan? Nah di Art Stage inilah aku dapat keduanya. Bukan hanya, point, tapi aku juga dapat koin hehe Alhamdulillah.

Lanjut ke Parade ASEAN. WOW. Senang sekali bisa jadi bagian dari Paraade ASEAN 50 ini. Bagaimana tidak? Jam 4 pagi seluruh volunteer harus sudah kumpul di lapangan IRTI. Huft. Agak kekterlaluan ya permintaanya untuk seorang anak rantau yang tinggal di Depok. Sungguh. Ttapi, dibawa santai saja. Oiya, aku mau cerita saja tentang pra eventnya. Jadi ceritanya adalah seperti ini: Rute Paradenya itu sendiri adalah dari Monas (IRTI) sampai ke Jl. Imam Bonjol (dekat Bunderan Hotel Indonesia), jaraknya sekitar 3 km, mungkin kurang. H-1 seluruh volunteer harus mengambil kaos di Pejambon. Kebetulan ada salahsatu teman yang minta bantuan untuk reschedule tiket kereta ke Stasiun Gambir. Ok. Petualangan dimulai. Karena tidak ada krl yang berhenti di stasiun Gambir, aku memutuskan turun di Stasiun Gondangdia. Jarak Gondangdia ke Gambir sekitar 1 km. Sampai di Gambir aku jalan ke Pejambon untuk ambil kaos volunteer. Gambir ke Pejambon jaraknya sekitar 1,5 km. Dari Pejambon aku kemballi lagi karena belum mendapat tiket. Ok, jalan lagi 1,5 km. Setelah dapat tiket, aku jalan lagi ke Gondangdia. Ok, jalan lagi 1 km. Hm. Seru ya! Mulai Parade duluan sebelum yang lain Parade. Kalau dihitung hitung, aku jalan lebih jauh daripada rute parade pas hari H. Oiya, aku punya teman baru:


(dari kanan ke kiri: Lala (UNJ), aku, Kak Debora (Unsri), April (UNJ))



Bulan September aku daftar di Festival Cerita Jakarta. FCJ ini tidak kalah luar biasa dari event-eventku sebelumnya. Persiapannya sangat matang. Bahkan kami mengadakan gethering pertama di dua bulan sebelum acara. Kesan pertama yang menurutku sangat baik. Acaranya juga bagus. Begitu juga orang-orangnya. Aku bersyukur bisa bertemu dengan orang seperti Kak Ina, Kak Ira dan Kak Kaca. Aku bisa sharing dan respon mereka juga sangat baik. Aku senang! Aku sempat berfikir bahwa aku menyesal jadi volunteer karena tidak bisa mengikuti acara sepenuhnya. Tapi setelah dipikir lagi, aku akan lebih menyesal jika hanya jadi peserta karena tidak bisa kenal dengan teman-temanku yang sekarang (cyailah). Semoga bisa bertemu lagi lain waktu.




Dan yang paling membuat aku bahagia adalahhhhhhhhhhhh


INSPIRATION FACTORY FOUNDATION!!!!!!!

Aku senang sekali jadi bagian dari yayasan ini. Pada dasarnya aku ingin jadi pengajar, tapi bukan di ranah formal. Sempat berpikir untuk jadi guru les, tapi tidak mudah. Aku takut tidak bisa membagi waktu. Aku takutjadi guru yang abai. Akhirnya aku mencari kegiatan yang berkaitan dengan pendidikan di Indorelawan. Yeay akhirnya bisa dipertemukan dengan Inspiration Factory. Senang sekali. Jadi, setiap akhir pekan aku bisa berbagi kepada adik-adik yang tinggal di rusun-rusun di Jakarta. Sejauh ini, aku baru berkunjung ke Rusun Griya Tipar Cakung dan Rusun Pinus Elok. Satu lagi di Pluit, tepatnya di kolong jembatan dekat halte jembatan tiga. Aku tidak tahu lagi harus mendeskripsikan rasa syukur seperti apa lagi karena telah bergabung dengan mereka. Banyak sekali adik dan teman fasilitator yang sangat menginspirasi. Di sini aku belajar indahnya berbagi. Belajar bekerja dengan hati. Dan yang paling penting adalah belajar untuk menjadi pribadi yang lebih baik lagi dalam berbagai aspek. 





Tulisan ini sudah cukup banyak, ya? Aku berharap di tahun-tahun selanjutnya bisa lebih baik dari tahun ini dan bisa lebih bermanfaat bagi lebih banyak orang lagi.

Jakarta City Philharmonic

Di tulisan ini, aku akan mengulas tentang Jakarta City Philharmonic sepanjang tahun 2017. Sebelum mulai, aku mau sedikit cerita dulu tentang bagaimana aku tahu tentang JCP ini.



Jadi, sekitar November atau Desember 2016, aku follow instagram kineforum dan muncul jakartscouncil di tab recommendationnya. Aku followlah jakartscouncil dan beberapa hari kemudian aku lihat ada postingan tentang registrasi online JCP edisi kedua. Tanpa tahu JCP itu apa, aku daftar di registrasi online itu. Setelah daftar, aku cari tahu tentang Jakarta City Philharmonic. Dan ternyata Jakarta City Phi

lharmonic adalah sebuah konser orkestra GRATIS di Jakarta, selengkapnya bisa dilihat di sini. Setelah mengantongi sedikit informasi tentang JCP, aku semakin penasaran dengan orkes ini. Tapi sayang, aku belum beruntung untuk bisa menyaksikan JCP edisi kedua. JCP ini selalu dihelat di Gedung Kesenian Jakarta yang ada di Pasar Baru. Kapasitas kursi penontonnya hanya sekitar 425 orang.

***

Memasuki tahaun 2017, aku masih menunggu kabar tentang JCP. Tapi hingga bulan Februari belum ada informasi apa-apa. Saat itu dalam sehari mungkin aku bisa beberapa puluh kali mengunjungi laman resmi dewan kesenian jakarta dan akun instagramnya, saking tidak sabar untuk segera registrasi. Hingga bulan Mei, penantianku berbalas (cie). Aku segera mendaftarkan diri beberapa saat setelah link registrasi online dipublikasikan. Katanya, email konfirmasi akan dikirim 3 hari sebelum peerunjukkan. Oke, aku mulai bisa tenang. Tapi hingga H-3 pertunjukkan, aku belum juga mendapatkan email konfirmasi. Aku mulai panik dan menghubingi Dewan Kesenian Jakarta melalui social media dan email, tapi tidak ada yang di balas satupun. AKU MAKIN PANIK! 
Barulah H-1, kicauanku di twitter dibalas:


TERNYATA AKU SALAH INPUT EMAIL HUHUHUHU SEDIH. Tapi panitianya baik. Email konfirmasinya dikirim ulang ke emailku hehe. Penantianku sejak bulan Desember akhirnya berbuah manis. Aku reservasi 3 tiket, 2 tiket lainnya aku beri ke temanku yang - aku paksa agar - ingin menyaksikan konser gratis.

Yang paling aku ingat dari JCP edisi 3 ini adalah permainan solo violin dari Danny Robertus. Indah. Karena ini konser orkestra pertamaku, jadi aku sangat menikmati bagaimana musiknya mengalir. Kebetulan aku memang menyukai musik-musik seperti ini. Aku terbiasa untuk mendengarkan musik-musik instrumental sebelum tidur. Tema yang diusung di edisi 3 adalah Rusia: St. Petersburg: The Mighty Handful. Musik khas rusia yang joyfull mengisi seluruh ruang pertunjukkan. Salah satu edisi yang paling berkesan sepanjang 2017.


Bulan berikutnya, JCP kembali dihelat. Edisi 4 mengusung tema Italia Abad XX: Daur Ulang & Opera. Ada yang berbeda dalam JCP edisi 4, karena ada pertunjukan opera di salah satu sesinya. Operanya dalam dua bahasa, Italia dan Indonesia. Para pelakon berbicara dengan bahasa Italia dan ada terjemahan Bahasa Indonesianya di layar, tapi saat itu aku tidak bawa kacamata, akhirnya aku hanya menyaksikan tanpa tahu si pemain bicara apa. Tidak apa-apa, yang penting aku terhibur. Hehe.


Karena satu dan lain hal, di JCP edisi 5 aku hanya menyaksikan babak pertama saja. Musik Robert Schuman awalnya agak membosankan, tapi setelah aku dengarkan dengan seksama sambil memejamkan mata, aku dapat merasakan pointnya. Musiknya seperti bercerita. Dalam satu babak biasanya biasanya terdapat beberapakali jeda, sedangkan edisi ini satu babak diselesaikan tanpa jeda. Salut kepada pengaba dan para pemain! Aku tidak menyaksikan babak kedua. Persembahan orisinil dari Aksan Sjuman. Karya paling baru yang belum pernah dipublikasikan di mana-mana. Menurut temanku, babak kedua sangat bagus. bukan.... tapi SANGAT BAGUS! Ok aku menyesal meninggalkan gedung pertunjukkan


Sama seperti konser sebelum-sebelumnya, terdiri dari dua babak. Yang menjadi highlight dalam edisi kali ini adalah permainan solo piano dari Felix Justin. Permainannya sangat mengesankan. Aku masih ingat bagaimana merindingnya aku dengar permainan piano dari Felix Justin ini.


Aku melewatkan JCP edisi 7, 8, 9. 





Dan edisi pamungkas di tahun 2017 dihelat pada tanggal 20 November 2017. Pertunjukannya sangat mengesankan. Konser yang berbeda dari konser-konser sebelumnya karena ada Melly Goeslaw, Monita, Indra Azis, Marulli Tampubolon dan Rahel Pradika Purba mengisi vokal. JCP biasanya diadakan di Gedung Kesenian Jakarta, tapi untuk dua edisi terakhir diadakan di Theater Jakarta, Taman Ismail Marzuki, yang memuat penonton hampir 3 kali lebih banyak.

***

Senang sekali bisa jadi bagian dari Jakarta City Philharmonic, walaupun hanya sebagai penonton. Jakarta perlu hiburan seperti ini. Aku akan sangat mengapresiasi jika hiburan-hiburan berkualitas sepeti ini semakin digencarkan oleh pemerintah untuk menghibur warga-warganya. Karena kita tahu sendiri, tinggal di Jakarta sudah cukup untuk membuat stress. Hiburan seperti inilah yang membuat kita -setidaknya aku-, betah barada lama-lama di Jakarta.

Aku juga ingin mengucapkan terimakasih kepada Dewan Kesenian Jakarta, Badan Ekonomi Kreatif, Pak Budi Utomo pengaba kesayanganku, Pak Eric Awuy favoritku, seluruh tim orkestra dan seluruh tim yang terlibat dalam Jakarta City Philharmonic. Aku suka tinggal Jakarta. Aku suka Jakarta City Philharmonic!

Minggu, 19 November 2017

aksarakiki #4

Kamu tidak pernah benar-benar menghilang. Sekalipun aku berusaha sekeras apapun. Hatiku akan selalu berhenti di tempat yang sama. Kamu.

Aku pikir ini hanya lelucon belaka. Aku pikir semesta sedang bercanda. Aku pikir aku hanya tinggal menunggu hingga waktu menghapus semuanya.

Tapi…

Kenapa waktu itu tak kunjung datang?

Jika aku bertanya “sampai kapan?”


Apakah akan ada yang mampu menjawabnya?


Perlahan Menghilang - Ardhito Pramono

Akhir-akhir ini aku sedang suka sama musisi Indonesia yang agak jazz gitu. Usianya juga kayanya ga berbeda jauh denganku deh. Belum terlalu terkenal, tapi subscriber di akun youtubenya sudah lumayan banyak. Aku juga ga terlalu tau banyak tentang lagu-lagunya. Tapi ada beberapa yang aku dah hapal. Aku suka karena musik dan suaranya bagus. Orangnya juga ganteng. Hehehe. Tapi ya balik lagi aku suka dia karena musiknya sih.

Langsung saja aku ungkap siapa subjek yang daritadi aku deskripsikan, jadi dia adalah Ardhito Pramono.

Dari sekian banyak lagunya Dhito, aku paling suka lagu “Perlahan Menghilang”. Menurutku lagu ini tuh tipikal lagu galau tapi ga cengeng. Gimana ya? Liriknya tuh kasian banget deh pokoknya. Tapi musiknya asik. Kalau cuma dengar musiknya dan ga menghayati liriknya pasti akan mengira kalau ini lagu asik. Liriknya agak relate juga dengan pengalaman jadi merasa terwakili aja gitu hehehe

Selain itu, mvnya di seaworld. Tempat yang menurutku paling romantis (kalo lagi sepi). Dari cerita yang punya konsep sih, which is Ardhito, dia mau nyampein pesan tentang childhood gitu. Jadi dia ingin semua yang menonton mvnya ini jadi teringat masa di mana mereka masih anak-anak. Apalagi di beberapa part dia melibatkan anak-anak. Tapi karena aku punya pendapat lain tentang seaworld, jadi aku ga nangkap pesan sebenarnya, aku malah keinget sama pengalaman asmaraku sendiri haha.



Here’s the lyrics

Semalam datang sosok pangeran sendiri seorangan
Tak kuasa ku hanya diam
Diam pergi perlahan
Mimpikan pelukan

Esoknya ku ciptakan lagu
Lagu hanya untukmu
Ingatan kau terus mengganggu
Ternyata kau si masa lalu
Indah si putri salju
Doaku untukmu

Biarlah daku simpan sejuta rasa yang engkau buang
Ku tak akan pernah lupakan
Kau yang pernah ku sayang
Perlahan menghilang

Ingatanku terbang berlalu
Kembali tahun baru
Saat kau duduk di sampingku
Kau bilang ku sayang padamu
Tak hentiku terharu
Rindukan pelukan

Untuk apa ku kenang sayang
Kau pun sudah bertuan
Bagai pungguk rindukan bulan
Harapanku putus melayang
Putus si layang-layang
Perlahan menghilang

Biarlah daku simpan sejuta rasa yang engkau buang
Ku tak akan pernah lupakan
Kau yang pernah ku saying
Perlahan menghilang

Ku tak akan pernah lupakan
Kau yang pernah ku saying
Perlahan menghilang
Ku bujuk sejuta harapan
Namun tak kunjung datang
Perlahan menghilang

Minggu, 15 Oktober 2017

Sandrayati Fay: Bahasa Hati

Aku bersyukur karena bisa menjadi orang beruntung yang bisa mendapatkan album fisik Kak Sandrayati Fay, Bahasa Hati. Telingaku merasa sangat terberkati mendengarkan musik dan suara seindah ini. Ow.

Jadi.... aku mau cerita nih gimana aku bisa mendapatkan album ini dan juga akan sedikit mereview tentang albumnya.


Sabtu, 14 Oktober 2017

Jadwalku training dengan komunitas baru nih, exited banget karena memang programnya se-seru itu. Bukan hanya programnya, aku juga ga sabar untuk ketemu temen-temen baru. Singkat cerita, aku ketemu dengan Lia dan Kak Usa. Kebetulan dua-duanya asli Bali. Karena mereka dari Bali, aku jadi teringat Kak Sandrayati Fay (nantinya aku tulis Sandy). Sandy ini adalah musisi Bali yang suaranya mau diapain juga enak hehe. Belum lagi karya-karyanya yang luar biasa. Kebetulannya, malamnya Sandy akan perform di Taman Menteng. Tanpa basa-basi, aku ajak mereka berdua untuk nonton Kak Sandy bareng-bareng. Sayangnya Lia  gak bisa, dia ada urusan kampus. Jadi aku hanya nonton berdua sama Kak Usa. Kak Usa nih sama sekali belum menyadari kalau di dunia ini ada musisi bernama Sandrayati Fay. Mau tidak mau aku harus jelaskan sedikit tentang Sandy pada Kak Usa. Karena mungkin memang jiwanya sudah anak gigs banget, jadi ga susah untuk ajak Kak Usa nonton konser ini. (Sebenernya bukan konser juga sih, jadi Sandy ini salah satu pengisi acara di Festival PAPARA).

Sandy tampilnya jam setengah 8 malam. Pulang training aku cari makan dulu karena dari pagi belum makan (anak kost harus ngirit kalau mau pergi jalan-jalan) Kak Usa harus pergi ke suatu tempat dulu untuk bertemu dengan temannya. Kita berdua janjian bertemu di Taman Menteng tepat jam setengah 8.

Aku sampai di Taman Menteng tepat banget jam setengah 8. Waktu itu Sandy baru banget naik panggung. Penampilannya sekitar 30 menit. Sebentar banget. Tapi cukup memukau Jakartans yang saat itu kebetulan ada di Taman Menteng. Saat Sandy nyanyi, semuanya khidmat banget kaya menghayati dan menikmati dengan seksama. Atau mungkin masih banyak yang belum tau lirik hehe. Kak Usa datang telat, untung aja masih bisa mendengar sisa-sisa kenikmatan yang dilantunkan Sandy hehe.

Setelah turun panggung, ada beberapa penggemar Sandy yang minta foto dan tanda tangan. Termasuk aku. Aku saat itu juga minta foto. Waktu itu aku kenalik Kak Usa ke Sandy, aku bilang Kak Usa dari Bali juga. Mereka seheboh itu bicara tentang Bali. Dan faktanya, rumah keluarga Kak Usa dan Kak Sandra tu deketan ada di daerah Tabanan. (eh atau mana ya lupa, pokoknya deketan).

Setelah basa-basi heboh, Sandy menawarkan CDnya. Katanya blablabla. Karena kebetulan lagi bawa duit, tanpa babibu, aku langsung minta tanda tangan Sandy di Album Bahasa Hati, terus aku bayar dan bawa pulang CDnya. Sumpah ini implusif banget. Dari awal rencananya hanya mau nonton. Ya tapi gapapa juga sih. Aku malah bersyukur bisa dapetin ini

Album Bahasa Hati ini belum resmi rilis album fisiknya, tapi sudah bisa dinikmatin secara online. Album ini berisi 9 track, yaitu Intro, Ephemeral, Shine, Rumah Hati, Interlude, Remember Roots, Rise Warrior dan Outro. Ga ada yang ga enak. Sementara ini, aku paling suka dengan track kedua. Isinya bukan hanya CD. Tapi ada photocard dan liriknya juga. Photocardnya lucu-lucu. Estetik. Hehe.

Dan seperti yang aku tuliskan di awal, karya-karya Sandy ini sangat luar biasa. Suaranya yang menenangkan dan lirik lagu yang ngena banget jadi kolaborasi luarbiasa mahakarya di tahun 2017.

Kalian harus coba mulai dengarkan karya-karya Sandrayati Fay!
Semoga bisa menikmati karya-karya Sandy dengan khidmat.

ps: maaf banyak kata yang hiperbola hehe

Oiya, aku juga bertemu dengan AriReda di belakang panggung. Tidak sempat berfoto, hanya memnyapa.

Jumat, 06 Oktober 2017

Prospek Kerja MICE

Postingan tentang MICE sebelumnya nyeritain pengalamanku kenapa pilih MICE PNJ dan sedikit tentang proses seleksinya. Di postingan ini aku mau cerita pengalaman kuliahku di program studi MICE dan beberapa prospek pekerjaan para lulusan MICE.

Aku mahasiswi MICE semester 3 (per 6 Oktober 2017). Sepanjang kuliah di program studi ini over all seru dan menurutku mata kuliahnya ga terlalu menyulitkan. Bayangin aja, semester pertama sama sekali ga ketemu matkul itung-itungan. Semester 2 baru deh tuh dapet matkul itungan, itupun ngitung uang bukan ngitung angka-angka ga jelas. Baru deh semester 3 ini dapet matkul itungan anak IPA. Tenang... ga susah kok...

Selain belajar, anak MICE juga banyak yang sering ikutan event di luar kampus. Beberapa event yang emang tugas dari kampus, beberapa lagi yang mereka cari sendiri. Lumayan, bayarannya buat tambahan uang jajan, bayar uang kost atau bahkan buat bayar uang kuliah.

Bukan cuma mata kuliahnya yang asik, dosen-dosennya juga asik. Karakternya beragam dan banyak banget ilmu yang bisa kita dapetin dari dosen-dosen MICE.

Tentang prospek kerja, kebanyakan orang mikirnya lulusan MICE itu nantinya bakalan jadi EO. Bener sih, tapi nyatanya ga lebih dari 15% lulusan MICE yang jadi EO. Lulusan MICE bisa lebih dari itu. Kita bisa kerja di PCO, PEO, kerja kantoran (div. event, humas, markom, dll), jasa layanan wisata, insentif, tour guide, pengajar, event konsultan, party planner dan lain-lain yang berkaitan dengan event. Pokonya kalo dikulik lagi banyak banget kerjaan buat lulusan MICE. Dan peluang karirnya bukan cuma di Indonesia.

Segitu dulu aja kali ya, kalau ada pertanyaan bisa ditanyakan di kolom komentar.
Terima kasih ya temen-temen yang udah nyimak, semoga tulisannya bermanfaat.








Kamis, 01 Juni 2017

aksarakiki #3

Untukmu yang mengisi pikiran pukul 2 pagi.
Apakah kamu sadar aku telah melihatmu selama ini?
Aku selalu di sini.
Tak pernah sekalipun mencoba 'tuk pergi.

Aku selalu menyapamu setiap pagi
Dan akan kembali pada malam hari

Aku terlanjur merasa nyaman begini
Tapi akhir-akhir ini hatiku bertanya, 'apakah lebih baik berhenti atau tetap mencari?'

Untukmu yang mengisi pikiran pukul 2 pagi?
Rasanya aku keliru tentang ini.
Karena kamu selalu mengisi pikiranku sepanjang hari.

Jadi?





Sabtu, 20 Mei 2017

aksarakiki #2

Apakah kau tahu?
Aku selalu suka melihat punggungmu

Karena tanpa kau sadari

Aku bisa melihatmu dari dekat
Aku bisa melihatmu lekat-lekat

Namun

Suatu hari nanti
- jikaku berani-

Aku ingin meminta bahumu untuk membagi lelah
Juga dekapmu, 'tuk membenamkan wajah.

Kamis, 02 Februari 2017

aksarakiki #1

Hi,
Good Evening..

Ummmm this is awkward.

I don't know do I need to confess it first or I have to wait a little longer. But I know it was wrong, so I'll make a confession here before it going too wild.

In this under beautifull sky, honestly, I tell, that I've fallen in love.

Yeah, isn't wrong. But you made me felt wrong to had this feeling.

Yes.

You.

I made a mistake to love you.


Cisarua
Feb, 2nd 2017
12.19 am


P.S: Sorry I don't insert the beautiful night sky's pict, because the quality isn't good enough to post.

Senin, 30 Januari 2017

Kenapa MICE PNJ?

Judul di atas merupakan salah satu pertanyaan yang paling sering aku tanyakan ke diri sendiri dan google. Kenapa MICE PNJ? Kenapa harus nolak PTN di Bandung untuk MICE PNJ? Apa yang akan aku dapatkan ketika aku lulus dari MICE? Kurang lebih seperti itulah FAQku sebelum akhirnya memutuskan untuk memilih MICE sebagai jenjang lanjutan pendidikan aku yang nantinya akan menentukan masa depan.

Sebelum membahas lebih jauh tentang MICE enaknya aku jelasin dulu kali ya apa itu MICE?
Jadi teman-teman, MICE itu adalah akronim dari Meeting, Incentive, Convention and Exhibition yang merupakan sebuah bagian dari industri pariwisata yang melayani bidang pertemuan, konvensi dan pameran. Sederhanyanya, banyak orang mengartikan MICE ini sebagai Event Organizer. Dalam Undang-Undang, MICE ini merupakan  bagian dari pariwisata, tapi di PNJ, MICE ini core utamanya adalah bisnis. Jadi para akademisi di PNJ lebih senang menyebut MICE sebagai Event Management atau Event Business. Kira-kira seperti itu sih menurutku.

Aku tahu MICE secara ga sengaja dari internet. Jadi waktu itu aku menemukan tulisan tentang event management, karena pada saat itu tertarik dengan jurusan event, akhirnya memutuskan untuk menelusuri lebih jauh apa itu event management, aku kira event management ini termasuk bagian dari management.

Setelah ditelusuri akhirnya ketemulah dengan website MICE PNJ, setelah itu makin penasaran-makin penasaran, aku cari alumni-alumni MICE diinternet dan nanya langsung MICE itu gimana sih dan bla-bla-bla.

Setelah mendapatkan info yang cukup lengkap, aku makin yakin nih buat milih MICE. Dan hingga akhirnya ada yang nanya "Emang nanti mau jadi apa setelah lulus dari MICE?" and surprisingly aku jawab lancar banget dan udah kebayang nanti setelah lulus mau jadi apa.

Aku cerita tentang pengalaman tes UMPN. Jadi MICE ini terdiri dari 2 tes masuk. Pertama, tes tertulis, dan kedua adalah tes interview. Tes tertulisnya terdiri dari Matematika, Ekonomi, Akuntansi, Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris, jumlahnya 100 butir soal. Setelah dinyatakan lolos di tahap ujian tulis, dilanjut dengan tes wawancara. yang ngewawancaranya dosen-dosen MICE PNJ. Pertanyaannya ga jauh seputaran MICE sih. Kalo emang udah ngerti banget tentang MICE, rasanya ga ada masalah sih pas tes wawancara itu.

Dan sekarang, setelah satu semester belajar MICE, apa yang aku bayangin dulu tentang MICE ternyata bener semua, bahkan jauh lebih keren dari ekspektasi aku sebelumnya. Aku ngerasa tepat banget berada di sini dan sama sekali ga menyesal nolak PTN yang di Bandung.

That's all, guys. Semoga bermanfaat ya.


UPDATE: Teman-teman, sebelum chat aku secara personal, ada baiknya untuk cek postku yang terbaru ya (di sini)! Kalau pertanyaan teman teman belum terjawab, teman-teman bisa kirim pesan ke kikiwidianti019@gmail.com. Terima kasih.



Cerita Mencari Bangku Kuliah

Hai...

Dulu tuh sempet janji ke diri sendiri bahwa aku akan  mengunggah tulisan tentang perjalanan aku nyari bangku kuliah. Tapi karena satu dan lain hal, niat itu kepending terus. Baru kali ini nih aku inget janji tersebut dan kebetulan juga sempet nulis.

Ayo aja langsung, semoga bermanfaat teman-teman.....

Jadi, aku lulus tahun 2015, tapi baru kuliah tahun 2016. Nunda setahun gitu, ceritanya mah ngambil Gap Year ehehe.

Tahun 2015 aku bukannya gamau kuliah atau males kuliah. Sebenernya pengen banget. Apalagi liat temen-temen yang udah pada dapet tempat kuliah. Waktu itu bahkan aku ikut SNMPTN, SBMPTN dan ujian mandiri salah satu PTN. FYI, aku cuma milih 3 jurusan di satu perguruan tinggi (rumpun IPA semua). Pilihan semua jalur masuk PTN aku sama semuanya. Tapi dari ketiga jalur itu ga ada yang lolos satu pun. Saking ngototnya aku gamau milih jurusan lain selain di PTN tersebut. Tapi aku kasih saran sih ya kalo emang bener-bener tekadnya udah bulet banget dan bener-bener yakin sama kemampuan diri sendiri bahwa kamu mampu menaklukan jurusan impian kamu, ga ada salahnya kalo pilihan kamu cuma itu-itu aja. Tapi kalo kamu ga yakin sama kemampuan kamu sendiri, lebih baik siapkan pilihan jurusan lain atau perguruan tinggi lain.

Sebenernya aku udah nyiapin beberapa plan kalo ga lolos di PTN tersebut. Tapi waktu itu aku kaya yang ga rela buat nyerah gitu aja. Jadi singkat cerita aku memutuskan untuk nyoba lagi......................... tahun depannya. Hehe.

Setelah tragedi penolakan itu, aku jadi giat laihan soal SBMPTN yang njlimet. Bahkan aku beli modul seharga cicilan motor untuk 3 bulan. Tapi kok belajarnya malah ga enjoy? Heran. Setelah berusaha memaksakan belajar, tapi ya hasilnya statis, ga ada progres, apalagi fisika dan kimia. Sekitar bulan Desember aku memutuskan buat nyerah ngejar jurusan yang dulu aku perjuangkan. Dan mulai belajar pelajaran-pelajaran IPS. Aku udah punya cadangan jurusan yang dari rumpun IPS yaitu....... MICE/Event Business/Event Management.

Sebenernya waktu itu aku ga terlalu serius belajarnya karena nganggap kalo pelajaran IPS itu enteng. Dan ternyata...... emang enteng hehe. Ga deng. Canda.

Ternyata pelajaran IPS juga rumit kalo kita gatau materinya kaya gimana. Sejak bulan April baru tuh aku seriusin belajar IPS. Aku latihan soal-soal Ekonomi dan Akuntansi bolak-balik sampe hampir gila. Beli tambahan latihan soal di gram e dia biar makin mantep penguasaan materinya. Tanggal 31 Mei aku ikutan SBMPTN untuk yang kedua kalinya. Hasilnya alhamdulillah diterima di salah satu PTN di Bandung. Tapi aku memutuskan untuk ga ngambil jurusan tersebut karena aku diterima di Politeknik Negeri Jakarta jurusan MICE melalui jalur UMPN.

Kenapa aku lebih milih MICE PNJ daripada PTN yang nerima aku di Bandung? Alasannya mungkin akan aku share di postingan selanjutnya hehehe

Terimakasih teman-teman udah nyimak.