Di tulisan ini, aku akan mengulas tentang Jakarta City Philharmonic sepanjang tahun 2017. Sebelum mulai, aku mau sedikit cerita dulu tentang bagaimana aku tahu tentang JCP ini.
Jadi, sekitar November atau Desember 2016, aku follow instagram kineforum dan muncul jakartscouncil di tab recommendationnya. Aku followlah jakartscouncil dan beberapa hari kemudian aku lihat ada postingan tentang registrasi online JCP edisi kedua. Tanpa tahu JCP itu apa, aku daftar di registrasi online itu. Setelah daftar, aku cari tahu tentang Jakarta City Philharmonic. Dan ternyata Jakarta City Phi
lharmonic adalah sebuah konser orkestra GRATIS di Jakarta, selengkapnya bisa dilihat di sini. Setelah mengantongi sedikit informasi tentang JCP, aku semakin penasaran dengan orkes ini. Tapi sayang, aku belum beruntung untuk bisa menyaksikan JCP edisi kedua. JCP ini selalu dihelat di Gedung Kesenian Jakarta yang ada di Pasar Baru. Kapasitas kursi penontonnya hanya sekitar 425 orang.
lharmonic adalah sebuah konser orkestra GRATIS di Jakarta, selengkapnya bisa dilihat di sini. Setelah mengantongi sedikit informasi tentang JCP, aku semakin penasaran dengan orkes ini. Tapi sayang, aku belum beruntung untuk bisa menyaksikan JCP edisi kedua. JCP ini selalu dihelat di Gedung Kesenian Jakarta yang ada di Pasar Baru. Kapasitas kursi penontonnya hanya sekitar 425 orang.
***
Memasuki tahaun 2017, aku masih menunggu kabar tentang JCP. Tapi hingga bulan Februari belum ada informasi apa-apa. Saat itu dalam sehari mungkin aku bisa beberapa puluh kali mengunjungi laman resmi dewan kesenian jakarta dan akun instagramnya, saking tidak sabar untuk segera registrasi. Hingga bulan Mei, penantianku berbalas (cie). Aku segera mendaftarkan diri beberapa saat setelah link registrasi online dipublikasikan. Katanya, email konfirmasi akan dikirim 3 hari sebelum peerunjukkan. Oke, aku mulai bisa tenang. Tapi hingga H-3 pertunjukkan, aku belum juga mendapatkan email konfirmasi. Aku mulai panik dan menghubingi Dewan Kesenian Jakarta melalui social media dan email, tapi tidak ada yang di balas satupun. AKU MAKIN PANIK!
Barulah H-1, kicauanku di twitter dibalas:
TERNYATA AKU SALAH INPUT EMAIL HUHUHUHU SEDIH. Tapi panitianya baik. Email konfirmasinya dikirim ulang ke emailku hehe. Penantianku sejak bulan Desember akhirnya berbuah manis. Aku reservasi 3 tiket, 2 tiket lainnya aku beri ke temanku yang - aku paksa agar - ingin menyaksikan konser gratis.
Yang paling aku ingat dari JCP edisi 3 ini adalah permainan solo violin dari Danny Robertus. Indah. Karena ini konser orkestra pertamaku, jadi aku sangat menikmati bagaimana musiknya mengalir. Kebetulan aku memang menyukai musik-musik seperti ini. Aku terbiasa untuk mendengarkan musik-musik instrumental sebelum tidur. Tema yang diusung di edisi 3 adalah Rusia: St. Petersburg: The Mighty Handful. Musik khas rusia yang joyfull mengisi seluruh ruang pertunjukkan. Salah satu edisi yang paling berkesan sepanjang 2017.
Bulan berikutnya, JCP kembali dihelat. Edisi 4 mengusung tema Italia Abad XX: Daur Ulang & Opera. Ada yang berbeda dalam JCP edisi 4, karena ada pertunjukan opera di salah satu sesinya. Operanya dalam dua bahasa, Italia dan Indonesia. Para pelakon berbicara dengan bahasa Italia dan ada terjemahan Bahasa Indonesianya di layar, tapi saat itu aku tidak bawa kacamata, akhirnya aku hanya menyaksikan tanpa tahu si pemain bicara apa. Tidak apa-apa, yang penting aku terhibur. Hehe.
Karena satu dan lain hal, di JCP edisi 5 aku hanya menyaksikan babak pertama saja. Musik Robert Schuman awalnya agak membosankan, tapi setelah aku dengarkan dengan seksama sambil memejamkan mata, aku dapat merasakan pointnya. Musiknya seperti bercerita. Dalam satu babak biasanya biasanya terdapat beberapakali jeda, sedangkan edisi ini satu babak diselesaikan tanpa jeda. Salut kepada pengaba dan para pemain! Aku tidak menyaksikan babak kedua. Persembahan orisinil dari Aksan Sjuman. Karya paling baru yang belum pernah dipublikasikan di mana-mana. Menurut temanku, babak kedua sangat bagus. bukan.... tapi SANGAT BAGUS! Ok aku menyesal meninggalkan gedung pertunjukkan
Sama seperti konser sebelum-sebelumnya, terdiri dari dua babak. Yang menjadi highlight dalam edisi kali ini adalah permainan solo piano dari Felix Justin. Permainannya sangat mengesankan. Aku masih ingat bagaimana merindingnya aku dengar permainan piano dari Felix Justin ini.
Aku melewatkan JCP edisi 7, 8, 9.
Dan edisi pamungkas di tahun 2017 dihelat pada tanggal 20 November 2017. Pertunjukannya sangat mengesankan. Konser yang berbeda dari konser-konser sebelumnya karena ada Melly Goeslaw, Monita, Indra Azis, Marulli Tampubolon dan Rahel Pradika Purba mengisi vokal. JCP biasanya diadakan di Gedung Kesenian Jakarta, tapi untuk dua edisi terakhir diadakan di Theater Jakarta, Taman Ismail Marzuki, yang memuat penonton hampir 3 kali lebih banyak.
***
Senang sekali bisa jadi bagian dari Jakarta City Philharmonic, walaupun hanya sebagai penonton. Jakarta perlu hiburan seperti ini. Aku akan sangat mengapresiasi jika hiburan-hiburan berkualitas sepeti ini semakin digencarkan oleh pemerintah untuk menghibur warga-warganya. Karena kita tahu sendiri, tinggal di Jakarta sudah cukup untuk membuat stress. Hiburan seperti inilah yang membuat kita -setidaknya aku-, betah barada lama-lama di Jakarta.
Aku juga ingin mengucapkan terimakasih kepada Dewan Kesenian Jakarta, Badan Ekonomi Kreatif, Pak Budi Utomo pengaba kesayanganku, Pak Eric Awuy favoritku, seluruh tim orkestra dan seluruh tim yang terlibat dalam Jakarta City Philharmonic. Aku suka tinggal Jakarta. Aku suka Jakarta City Philharmonic!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar