Kamis, 31 Oktober 2019

Magang di Bandung

Halo guys,

Lama banget nih ga main blog. Rasanya pengen nulis tapi gatau apa yang mau diceritain.
Sekarang tuh masih ada ga sih yang main blogspot? 

Gue kayaknya mau share cerita tentang magang deh. Kayaknya seru.

Oiya, temen-temen yang mau daftar MICE juga boleh nih baca cerita ini. Siapa tau jadi kebayang kan nanti setelah kuliah MICE akan ngapain.

Jadi tuh sejak semester-semester awal gue pengen banget magang di Kementerian Pariwisata. Kayaknya asik aja gitu magang di Gedung Sapta Pesona. Tiap hari ngantor di jalan Medan Merdeka. Tiap hari lewatin monas, pake transjakarta dan krl. Merasakan jadi cungpret yang sesungguhnya. 

Tapi keinginan itu harus gue tinggalkan mengingat periode gue magang adalah masa transisi antara kabinet lama dan kabinet baru. Walaupun presidennya sama, tapi siapa yang tau di kementerian akan seperti apa.

Karena alasan itu gue mulai cari alternatif lain. Sektor pemerintahan tetep jadi prioritas utama gue just because ya u know lah hehe. No gue bukan mau jadi PNS melainkan ya gue ngerasa prestis aja gitu kalo kerja di institusi pemerintahan. Akhirnya setelah berfikir, menimbang dan memutuskan, gue memilih Disparbud Pemprov Jabar sebagai destinasi gue berikutnya. Kebetulan saat itu gue lagi ada acara ke Bandung, sekalian aja gue tanya tanya tentang gimana sih cara magang di disparbud berikut apa aja program-program mereka yang berkaitan dengan jurusan gue.

Singkat cerita, gue males dengan disparbud karena suatu alasan. Ok. Gue cari alternatif lain, yaitu Disbudpar Kota Bandung. Sama kasusnya kaya Disbudpar, gue males berurusan dengan paperwork or anything yang ribet. Ok deh gue tinggalin deh tuh dinas-dinas tersebut.

Selanjutnya, gue coba ke sebuah venue yang jadi member ICCA, di Bandung juga. Gue udah tes beberapa tahap tuh sampai akhirnya di tes terakhir, ada 1 term yang gabisa gue penuhi. Akhirnya gue skip juga.

Selanjutnya masih di Bandung. eit keliatannya gue ngotot banget ya pengen magang di Bandung? haha. Jawabannya iya karena gue bosen aja gitu sama Jakarta. Gatau kenapa pengen melarikan diri sebentar. Karena gue udah bisa baca, di masa depan hidup gue pasti ga akan jauh jauh dari Jakarta. Jadi selama gue masih bisa melarikan diri dari Jakarta, why not? huhu

Selanjutnya gue coba salah satu program magang jawa barat, lupa lagi nama programnya apa. gue memutuskan untuk ikut karena tertarik dengan programnya. Gue bisa bikin program baru untuk jabar dan punya kesempatan untuk kerja sama dengan pak Gubernur yang tidak lain adalah Ridwan Kamil. Gue lolos tuh tahap pertama kemudian interview. Tapi sayang banget gue ga lolos interview hehe. Padahal menurut gue essay gue udah sangat keren. Tapi gatau ya kan interview bukan dari essay doang penilaiannya.

Setelah gagal kesekian kalinya magang di Bandung, gue coba daftar di sebuah EO di Jakarta. Gue tau EO ini karena kebetulan pernah kerja sama saat Asian Games. Di detik-detik akhir gue merasa ga nyaman aja dengan EO ini memperlakukan gue dan teman-teman. Jadi gue secara impulsive mundur dan ga jadi magang di sana.

Last minute banget beberapa hari sebelum UAS gue cari EO di google dengan keyword "EO di Bandung" dengan harapan akan menemukan tempat magang yang berjodoh dengan gue kali ini. Akhirnya ketemulah EO tempat gue magang sekarang.

So far, gue udah dua bulan lebih di Bandung. Berarti gue juga udah dua bulan lebih magang di tempat ini. Asik sih. Kerja di dunia kreatif kapan sih ga asiknya? hehe. Cuma ya itu kerja di dunia event lu harus siap nerima segala konsekuensi banyak deadline, jarang tidur, siapin ini itu, dimaki client, dll.

Sejauh ini gue masih enjoy sih. Belum ada niatan buat pindah jurusan. Walaupun banyak banget pressure yang gue rasakan sejak kuliah event dan saat ini (nyobain) kerja di industri event, gue enjoy aja.

Seneng banget kerja di sini. Gue jadi tau Bandung itu kultur kerjanya seperti apa. Kultur orang-orangnya juga seperti apa. Banyak insight yang gue dapat bukan cuma masalah kerjaan.

Tapi cape banget tiap hari pulang pergi Dipatiukur - Kembar huft. At this point gue bisa deh jalan-jalan di Bandung tanpa bantuan maps saking udah hapal jalanan jalanan Bandung haha.

Btw gue nulis ini di kantor lagi nunggu hujan mau pulang. kantornya nyaman, kaya co working space. no. kaya rumah deh. Tapi emang rumah deh ini hehe.

Ok dec yauds it's time to wrap it up

Semoga gue masih bisa share cerita lagi di waktu dekat ini.

Smpai jumpa lagi teman-teman.

Selasa, 05 Februari 2019

QnA MICE PNJ (Politeknik Negeri Jakarta)

Karena banyak banget yang nanya tentang MICE melalui chat, lama-lama aku agak kewalahan. Apalagi di bulan-bulan seperti ini, di mana teman-teman kelas 12 udah mulai memikirkan mau lanjut sekolah ke mana.

Jadi, postingan ini aku dedikasikan untuk teman yang sangat penasaran dengan jurusan MICE dan berencana ingin melanjutkan studi D4 MICE khususnya di Politeknik Negeri Jakarta.

Q: Kak MICE itu apa sih?
A: Akronim dari Meeting, Incentive, Convention and Exhibition.

Q: Ada berapa jalur masuk ke PNJ kak?
A: Setahuku ada 3. PMDKPN, UMPN 1 dan UMPN 2.

Q: Perbedaan dari ketiga jenis jalur masuk itu apa kak?
A: PMDKPN itu seleksi melalui nilai raport, jadi kamu gausah mengikuti tes tahap 1. kamu langsung mengikuti tes tahap 2. Kalau UMPN 1 dan 2 berarti kamu harus mengikuti 2 tahap tes.

Q: Biayanya kuliahnya berapa kak?
A: Variatif, mulai dari 500rb sampai 10 atau 12 juga. aku lupa.

Q: Bagaimana cara daftar jadi mahasiswa MICE PNJ?
A: Kamu harus daftar dulu di website PNJ kemudian pilih D4 MICE. Setelah itu tinggal tunggu jadwal tes.

Q: Tesnya bagaimana kak?
A: Tesnya terdiri dari 2 tahap. Tes tahap 1 yaitu ujian tertulis dan tes tahap 2 adalah wawancara.

Q: Tes tertulisnya seperti apa kak?
A: Tes tertulisnya termasuk ke rumpun Tata Niaga, jadi nanti kamu akan mengerjakan soal-soal IPS. Kalau tidak salah ada 100 butir soal terdiri dari Bahasa Indonesia, English, Matematika, Ekonomi dan Akuntansi.

Q: Susah gak kak tesnya? Tingkat kesulitannya bagaimana?
A: Susah atau nggaknya menurutku itu relatif tergantung sejauh mana kesiapan kamu. Untuk levelnya menurutku lebih sulit dibandingkan UN tapi jauh lebih gampang kalau dibandingkan dengan SBMPTN dan SIMAK UI.

Q: Kalau tes tahap 2 seperti apa kak?
A: Tes tahap 2 itu interview. Jadi nanti setelah lolos tes tahap 1 kamu akan diberi pengumuman tentang waktu dan tanggal intervienya. Kalau tidak mendapatkan pengumuman berarti kamu tidak lolos tes tahap 1.

Q: Susah gak kak interviewnya dan ditanyain apa aja?
A: Kembali lagi ke pernyataanku sebelumnya, susah tidaknya itu tergantung kesiapak kamu sejauh mana. Pas interview nanti kamu ditanya tentang diri kamu, apa yang kamu tahu tentang MICE dan hal-hal yang berhubungan dengan MICE.

Q: Yang harus disiapkan untuk interview apa aja kak?
A: Mental, jangan gugup, santai aja. Pengetahuan tentang MICE, supaya nanti arah pembicaraan kamu dengan pewawancaranya sejalan. Kalo nyambung kan enak tuh. Dan pas tahunku masuk tuh harus menyiapkan CV, portofolio event dan esai tentang MICE.

Q: Portofolio event itu apa kak? Esainya seperti apa kak?
A: Semacam dokumen-dokumen yang membuktikan kamu pernah terlibat dalam penyelenggaraan event. Bentuknya boleh ID  Card, sertifikat, proposal atau apapun. Esainya bukan esai yang ilmiah. Kamu tinggal menulis apapun yang berhubungan dengan MICE. Kamu boleh menceritakan pengalaman atau mau menyuarakan pendapat juga ga masalah. Untuk ketentuannya nanti akan diumumkan oleh pihak panitia.

Q: Kalau aku pas SMAnya gak aktif organisasi dan minim pengalaman banget dalam hal kegiatan-kegiatan itu gimana kak?
A: Coba dulu aja. Tunjukkan ketertarikan kamu dalam bidang MICE. Mungkin hal itu akan membantu penilaian.

Q: Kalau event karang taruna gitu boleh ga kak?
A: Boleh dong.

Q: Kuota penerimaan mahasiswa per tahunnya berapa kak?
A: Biasanya Prodi MICE hanya menerima 60 mahasiswa per tahunnya, kecuali untuk tahun 2018 Prodi MICE PNJ menerima 90 mahasiswa. Untuk kedepannya aku ga tau.

Q: Aku kan anak IPS kak, kira-kira bisa lolos ga ya?
A: Asal kamu bisa mengerjakan tes tulis dan bisa menaklukan tes tahap 2, bisa lolos dong. Banyak mahasiswa MICE yang dulunya anak IPA kok.

Q: Interviewnya pake bahasa inggris ya kak?
A: Tergantung pewawancaranya. Bisa full english, bisa juga half english. Tapi yang pasti ga ada full Bahasa Indonesia. Jadi kamu harus siapkan kemampuan bahasa inggris kamu.

Q: Wawancaranya berapa lama ya kak?
A: Gak lama kok, paling 10-15 menit.

........

Oke segitu dulu ya nanti kalau ada pertanyaan baru akan aku update lagi. Atau teman-teman bisa tulis pertanyaannya di kolom komentar.

Minggu, 13 Mei 2018

Resep Membuat Banana Nugget

Kalau kalian mencari resep banana nugget seperti yang aku tulis di judul, mending gausah lanjutin baca, daripada menyesal. Karena judul di atas hanya prank.


...


Jadi teman-teman, aku mau cerita…

Aku punya teman, kadang aku panggil dia bego, karena emang kelakuannya agak… ya gausah diceritakan. Kadang aku panggil koko kalo dia sedang menggurui tentang kehidupan. Aku juga panggil dia koko kalo lagi minta sesuatu. Aku sempet panggil mas pas lagi iseng. But, most of the time I called him by his name, Rahmat. (IYA. TULISAN INI BUAT LU, MAT!)

Bulan Maret lalu Rahmat ulang tahun, teman-teman! Ucapin selamat dong di facebook atau twitternya, kasian dia ga punya temen selain aku, Teh Uut, Teh Gita dan Teh SKJ.
Aku ga akan ceritain Rahmat orangnya kaya gimana. Di sini aku cuma mau ucapin terima kasih.


Oi, Mat!

Terima kasih, karena lu selalu bersedia jadi tong sampah gue secara sukarela ataupun dipaksa. Selalu bersedia temenein gue saat gue lagi kentang-kentangnya. Selalu bersedia anterin gue ke sana, ke sini, ke situ dan kemanapun walau sering nyasar. Cariin sesuatu yang gue ingin, novel cover lama, walkman beserta kasetnya, baju pink dan masih banyak. Beliin gue tons of indomie telor kari ayam. Terima kasih selalu ada saat gue butuh HAHA. Terima kasih udah sabar banget jadi temen gue. Terima kasih untuk semua kebaikan yang belum sempet gue sebutkan.

Maaf, karena gue sering banget bikin lu nunggu. Nunggu di Cikini, Manggarai, Juanda, Senen, Tebet dan tempat-tempat lain yang gue lupa di mana lagi. Maaf banget karena mungkin gue ga selalu ada saat lu butuh. Maaf ga selalu kasih apa yang lu mau (emangnya gue emak lu!). Maaf karena batal nonton Stars and Rabbit.  Maaf apa lagi ya? gue ga sadar pernah ngelakuin hal salah selain telat. Oiya, maaf gue orangnya males gerak hahaha.

Gue hutang banyak banget, terutama waktu dan bensin.

Gue bersyukur bisa kenal dan temenan sama lu. Walau otak lu isinya bokip doang. Astagfirulloh ya akhi cepat taubat!!!

Gue seneng dikenalin sama Banda Neira, hingga akhirnya terjerumus ke jurang indie yang lebih dalam. Dan sekarang keadaannya adalah gue lebih indie dari lu. Indie gue sudah interlokal, bahkan internasional. Dan gue seneng bisa menjerumuskan lu pada lo fi hephop, dengerin terus dah tuh lo fi sampe kuota lu abis!!!

Gue juga seneng karena kita selalu punya topik yang seru buat dinyinyirin dan diketawain bareng. Saat orang-orang bilang humor gue receh, tapi lu selalu ketawa sama humor gue yang sangat segmented. Sesungguhnya gue butuh lebih banyak apresiasi seperti ini dari orang-orang.


Gue nulis ini karena gue ingin orang-orang tau kalo gue punya temen yang baik kaya lu.
Selamat ulang tahun, Mat!

Mau gue kadoin apa nih? flashdisc 16 gb? rekomendasi drama korea? rekomendasi musik jadul? susu ultra satu kontainer? chitato sapi panggang anti bungkus kopong? rumah dp 0%? gubernur baru? atau apa tinggal bilang!

ps: gue nulis ini sudah dari bulan maret tapi belum gue posting karena banyak pertimbangan, kayak, apakah tulisan ini layak edar? apakah gue perlu nulis ini? apakah tulisan ini terkesan cheesy? tapi mengingat gue gapernah apresiasi hal-hal baik yang pernah lu lakuin, so..... yeah.... ok deh gue publish. Di blog. Oi di blog. Di mana semua orang bisa baca.


Sekian.




Jumat, 22 Desember 2017

Happy Volunteering Happy Me!

Di blog post ini aku akan cerita tentang pengalaman volunteering aku sepanjang tahun 2017. Baik volunteering di event atau di komunitas. Aku suka daftar-daftar jadi volunteer untuk nambah point aja sih, point yang kumaksud bisa pengalaman, teman baru, keterampilan baru, pengetahuan baru dan lain-lain. Tapi kalau ada koinnya, ya lumayan juga hehe.

Januari 2017 dibuka dengan Sobat Budaya. Sobat budaya adalah sebuah komunitas di mana para anggotanya jadi kader pendataan budaya Indonesia. Baik kesenian, batik, makanan bahkan musik. Aku daftar sebagai tim Program dan yeay diterima! Program-programnya bagus. Dan orang-orang di dalamnya luar biasa. Di sana aku bertemu dengan Bang Hokky (founder Sobat budaya), Bang Vande, Kak Wulan, Regina dan masih banyak lagi. Tapi sayang, aku hanya aktif sekitar 2 bulan karena aku tidak bisa membagi waktu antara kuliah, kerja dan komunitas ini. Tapi jangan salah, tiga bulan yang aku lalui dengan Sobat Budaya ini adalah tiga bulan paling produktif sepanjang hidup haha. Dalam tiga bulan tersebut, aku beberapa kali terlibat dalam rapat-rapat dengan beberapa pihak yang cukup berpengaruh di Indonesia. Aku juga terlibat acara "Kamisan Budaya" IAITB yang waktu itu membahas topik tentang hubungan Sains dan Budaya. Aku sempat membuat rancangan program tentang Kemuliaan Kuliner Nusantara, tapi karena aku yang tidak bisa mengatur waktu dengan baik, yah, dengan berat hati aku melepaskan program itu. Sayang sekali memang tidak bisa lanjut sampai lulus. Tapi setidaknya ini menjadi pengalamanku yang berkesan dan bermanfaat untuk kedepannya.



Di akhir Maret, aku secara sukarela menjadi tim marketing Pop Art Beauty, yaitu acara pameran kecantikan di Depok yang diselenggarakan oleh kakak tingkatku di kampus. Pameran ini diselenggarakan setiap tahunnya dan di-direct langsung oleh mahasiswa semester 6. Tahun ini aku jadi volunteer, 2 tahun lagi, angkatanku yang akan menjadi penyelenggaranya. Konsep dan tema pameran ini setiap tahunnya berubah-ubah, tergantung tim siapa yang menjadi pemenang di bidding proposal semester 5. Tahun 2017 ini, Pop Art Beauty inilah yang menjadi pemenang dalam bidding tersebut. Berkat Pop Art Beauty aku sadar bahwa mulai dari sekarang aku harus merawat diri. Karena kalau diri sendiri saja tidak merawat, lalu siapa lagi yang akan merawat? (eheheh) Aku juga membeli 1 produk kecantikan yang hmmm lumayan bisa membantuku merawat kulit. Terima kasih Pop Art Beauty hehehe

Bulan Juni aku bergabung dengan Rajanya Event, aku daftar, diterima, gabung ke grupnya kemudian handphoneku hilang. Yasudah. Ceritanya habis. Tapi aku belum sepenuhnya keluar dari keanggotaan RE.

Agustus juga termasuk salah satu bulan paling produktif, karena aku daftar di dua kegiatan yang berbeda. Pertama Art Stage Jakarta dan kedua Parade ASEAN.

Aku suka Art Stage karena acaranya bagus. Sebuah pameran lukisan berskala internasional diselenggarakan oleh Art Stage Jakarta bekerjasama dengan Art Stage Singapore. Pengunjung yang datangpun kebayankan penikmat lukisan dari luar negeri. Banyak sekali karya yang aku suka tapi tidak bisa diraih. Harganya mahal. Jangankan dibeli, menyentuhpun ku 'tak berani hehehe. Ada salah satu pelukis yang lukisannya unik. Aku tidak tahu siapa namanya, tapi yang jelas dia pelukis dari Korea Selatan. Karyanya itu seperti kartun, colorful dan sangat menarik. Nanti kalau ingat, aku sunting khusus part yang ini. Di awal aku sempat menyinggung tentang poin dan koin kan? Nah di Art Stage inilah aku dapat keduanya. Bukan hanya, point, tapi aku juga dapat koin hehe Alhamdulillah.

Lanjut ke Parade ASEAN. WOW. Senang sekali bisa jadi bagian dari Paraade ASEAN 50 ini. Bagaimana tidak? Jam 4 pagi seluruh volunteer harus sudah kumpul di lapangan IRTI. Huft. Agak kekterlaluan ya permintaanya untuk seorang anak rantau yang tinggal di Depok. Sungguh. Ttapi, dibawa santai saja. Oiya, aku mau cerita saja tentang pra eventnya. Jadi ceritanya adalah seperti ini: Rute Paradenya itu sendiri adalah dari Monas (IRTI) sampai ke Jl. Imam Bonjol (dekat Bunderan Hotel Indonesia), jaraknya sekitar 3 km, mungkin kurang. H-1 seluruh volunteer harus mengambil kaos di Pejambon. Kebetulan ada salahsatu teman yang minta bantuan untuk reschedule tiket kereta ke Stasiun Gambir. Ok. Petualangan dimulai. Karena tidak ada krl yang berhenti di stasiun Gambir, aku memutuskan turun di Stasiun Gondangdia. Jarak Gondangdia ke Gambir sekitar 1 km. Sampai di Gambir aku jalan ke Pejambon untuk ambil kaos volunteer. Gambir ke Pejambon jaraknya sekitar 1,5 km. Dari Pejambon aku kemballi lagi karena belum mendapat tiket. Ok, jalan lagi 1,5 km. Setelah dapat tiket, aku jalan lagi ke Gondangdia. Ok, jalan lagi 1 km. Hm. Seru ya! Mulai Parade duluan sebelum yang lain Parade. Kalau dihitung hitung, aku jalan lebih jauh daripada rute parade pas hari H. Oiya, aku punya teman baru:


(dari kanan ke kiri: Lala (UNJ), aku, Kak Debora (Unsri), April (UNJ))



Bulan September aku daftar di Festival Cerita Jakarta. FCJ ini tidak kalah luar biasa dari event-eventku sebelumnya. Persiapannya sangat matang. Bahkan kami mengadakan gethering pertama di dua bulan sebelum acara. Kesan pertama yang menurutku sangat baik. Acaranya juga bagus. Begitu juga orang-orangnya. Aku bersyukur bisa bertemu dengan orang seperti Kak Ina, Kak Ira dan Kak Kaca. Aku bisa sharing dan respon mereka juga sangat baik. Aku senang! Aku sempat berfikir bahwa aku menyesal jadi volunteer karena tidak bisa mengikuti acara sepenuhnya. Tapi setelah dipikir lagi, aku akan lebih menyesal jika hanya jadi peserta karena tidak bisa kenal dengan teman-temanku yang sekarang (cyailah). Semoga bisa bertemu lagi lain waktu.




Dan yang paling membuat aku bahagia adalahhhhhhhhhhhh


INSPIRATION FACTORY FOUNDATION!!!!!!!

Aku senang sekali jadi bagian dari yayasan ini. Pada dasarnya aku ingin jadi pengajar, tapi bukan di ranah formal. Sempat berpikir untuk jadi guru les, tapi tidak mudah. Aku takut tidak bisa membagi waktu. Aku takutjadi guru yang abai. Akhirnya aku mencari kegiatan yang berkaitan dengan pendidikan di Indorelawan. Yeay akhirnya bisa dipertemukan dengan Inspiration Factory. Senang sekali. Jadi, setiap akhir pekan aku bisa berbagi kepada adik-adik yang tinggal di rusun-rusun di Jakarta. Sejauh ini, aku baru berkunjung ke Rusun Griya Tipar Cakung dan Rusun Pinus Elok. Satu lagi di Pluit, tepatnya di kolong jembatan dekat halte jembatan tiga. Aku tidak tahu lagi harus mendeskripsikan rasa syukur seperti apa lagi karena telah bergabung dengan mereka. Banyak sekali adik dan teman fasilitator yang sangat menginspirasi. Di sini aku belajar indahnya berbagi. Belajar bekerja dengan hati. Dan yang paling penting adalah belajar untuk menjadi pribadi yang lebih baik lagi dalam berbagai aspek. 





Tulisan ini sudah cukup banyak, ya? Aku berharap di tahun-tahun selanjutnya bisa lebih baik dari tahun ini dan bisa lebih bermanfaat bagi lebih banyak orang lagi.

Jakarta City Philharmonic

Di tulisan ini, aku akan mengulas tentang Jakarta City Philharmonic sepanjang tahun 2017. Sebelum mulai, aku mau sedikit cerita dulu tentang bagaimana aku tahu tentang JCP ini.



Jadi, sekitar November atau Desember 2016, aku follow instagram kineforum dan muncul jakartscouncil di tab recommendationnya. Aku followlah jakartscouncil dan beberapa hari kemudian aku lihat ada postingan tentang registrasi online JCP edisi kedua. Tanpa tahu JCP itu apa, aku daftar di registrasi online itu. Setelah daftar, aku cari tahu tentang Jakarta City Philharmonic. Dan ternyata Jakarta City Phi

lharmonic adalah sebuah konser orkestra GRATIS di Jakarta, selengkapnya bisa dilihat di sini. Setelah mengantongi sedikit informasi tentang JCP, aku semakin penasaran dengan orkes ini. Tapi sayang, aku belum beruntung untuk bisa menyaksikan JCP edisi kedua. JCP ini selalu dihelat di Gedung Kesenian Jakarta yang ada di Pasar Baru. Kapasitas kursi penontonnya hanya sekitar 425 orang.

***

Memasuki tahaun 2017, aku masih menunggu kabar tentang JCP. Tapi hingga bulan Februari belum ada informasi apa-apa. Saat itu dalam sehari mungkin aku bisa beberapa puluh kali mengunjungi laman resmi dewan kesenian jakarta dan akun instagramnya, saking tidak sabar untuk segera registrasi. Hingga bulan Mei, penantianku berbalas (cie). Aku segera mendaftarkan diri beberapa saat setelah link registrasi online dipublikasikan. Katanya, email konfirmasi akan dikirim 3 hari sebelum peerunjukkan. Oke, aku mulai bisa tenang. Tapi hingga H-3 pertunjukkan, aku belum juga mendapatkan email konfirmasi. Aku mulai panik dan menghubingi Dewan Kesenian Jakarta melalui social media dan email, tapi tidak ada yang di balas satupun. AKU MAKIN PANIK! 
Barulah H-1, kicauanku di twitter dibalas:


TERNYATA AKU SALAH INPUT EMAIL HUHUHUHU SEDIH. Tapi panitianya baik. Email konfirmasinya dikirim ulang ke emailku hehe. Penantianku sejak bulan Desember akhirnya berbuah manis. Aku reservasi 3 tiket, 2 tiket lainnya aku beri ke temanku yang - aku paksa agar - ingin menyaksikan konser gratis.

Yang paling aku ingat dari JCP edisi 3 ini adalah permainan solo violin dari Danny Robertus. Indah. Karena ini konser orkestra pertamaku, jadi aku sangat menikmati bagaimana musiknya mengalir. Kebetulan aku memang menyukai musik-musik seperti ini. Aku terbiasa untuk mendengarkan musik-musik instrumental sebelum tidur. Tema yang diusung di edisi 3 adalah Rusia: St. Petersburg: The Mighty Handful. Musik khas rusia yang joyfull mengisi seluruh ruang pertunjukkan. Salah satu edisi yang paling berkesan sepanjang 2017.


Bulan berikutnya, JCP kembali dihelat. Edisi 4 mengusung tema Italia Abad XX: Daur Ulang & Opera. Ada yang berbeda dalam JCP edisi 4, karena ada pertunjukan opera di salah satu sesinya. Operanya dalam dua bahasa, Italia dan Indonesia. Para pelakon berbicara dengan bahasa Italia dan ada terjemahan Bahasa Indonesianya di layar, tapi saat itu aku tidak bawa kacamata, akhirnya aku hanya menyaksikan tanpa tahu si pemain bicara apa. Tidak apa-apa, yang penting aku terhibur. Hehe.


Karena satu dan lain hal, di JCP edisi 5 aku hanya menyaksikan babak pertama saja. Musik Robert Schuman awalnya agak membosankan, tapi setelah aku dengarkan dengan seksama sambil memejamkan mata, aku dapat merasakan pointnya. Musiknya seperti bercerita. Dalam satu babak biasanya biasanya terdapat beberapakali jeda, sedangkan edisi ini satu babak diselesaikan tanpa jeda. Salut kepada pengaba dan para pemain! Aku tidak menyaksikan babak kedua. Persembahan orisinil dari Aksan Sjuman. Karya paling baru yang belum pernah dipublikasikan di mana-mana. Menurut temanku, babak kedua sangat bagus. bukan.... tapi SANGAT BAGUS! Ok aku menyesal meninggalkan gedung pertunjukkan


Sama seperti konser sebelum-sebelumnya, terdiri dari dua babak. Yang menjadi highlight dalam edisi kali ini adalah permainan solo piano dari Felix Justin. Permainannya sangat mengesankan. Aku masih ingat bagaimana merindingnya aku dengar permainan piano dari Felix Justin ini.


Aku melewatkan JCP edisi 7, 8, 9. 





Dan edisi pamungkas di tahun 2017 dihelat pada tanggal 20 November 2017. Pertunjukannya sangat mengesankan. Konser yang berbeda dari konser-konser sebelumnya karena ada Melly Goeslaw, Monita, Indra Azis, Marulli Tampubolon dan Rahel Pradika Purba mengisi vokal. JCP biasanya diadakan di Gedung Kesenian Jakarta, tapi untuk dua edisi terakhir diadakan di Theater Jakarta, Taman Ismail Marzuki, yang memuat penonton hampir 3 kali lebih banyak.

***

Senang sekali bisa jadi bagian dari Jakarta City Philharmonic, walaupun hanya sebagai penonton. Jakarta perlu hiburan seperti ini. Aku akan sangat mengapresiasi jika hiburan-hiburan berkualitas sepeti ini semakin digencarkan oleh pemerintah untuk menghibur warga-warganya. Karena kita tahu sendiri, tinggal di Jakarta sudah cukup untuk membuat stress. Hiburan seperti inilah yang membuat kita -setidaknya aku-, betah barada lama-lama di Jakarta.

Aku juga ingin mengucapkan terimakasih kepada Dewan Kesenian Jakarta, Badan Ekonomi Kreatif, Pak Budi Utomo pengaba kesayanganku, Pak Eric Awuy favoritku, seluruh tim orkestra dan seluruh tim yang terlibat dalam Jakarta City Philharmonic. Aku suka tinggal Jakarta. Aku suka Jakarta City Philharmonic!

Jumat, 06 Oktober 2017

Prospek Kerja MICE

Postingan tentang MICE sebelumnya nyeritain pengalamanku kenapa pilih MICE PNJ dan sedikit tentang proses seleksinya. Di postingan ini aku mau cerita pengalaman kuliahku di program studi MICE dan beberapa prospek pekerjaan para lulusan MICE.

Aku mahasiswi MICE semester 3 (per 6 Oktober 2017). Sepanjang kuliah di program studi ini over all seru dan menurutku mata kuliahnya ga terlalu menyulitkan. Bayangin aja, semester pertama sama sekali ga ketemu matkul itung-itungan. Semester 2 baru deh tuh dapet matkul itungan, itupun ngitung uang bukan ngitung angka-angka ga jelas. Baru deh semester 3 ini dapet matkul itungan anak IPA. Tenang... ga susah kok...

Selain belajar, anak MICE juga banyak yang sering ikutan event di luar kampus. Beberapa event yang emang tugas dari kampus, beberapa lagi yang mereka cari sendiri. Lumayan, bayarannya buat tambahan uang jajan, bayar uang kost atau bahkan buat bayar uang kuliah.

Bukan cuma mata kuliahnya yang asik, dosen-dosennya juga asik. Karakternya beragam dan banyak banget ilmu yang bisa kita dapetin dari dosen-dosen MICE.

Tentang prospek kerja, kebanyakan orang mikirnya lulusan MICE itu nantinya bakalan jadi EO. Bener sih, tapi nyatanya ga lebih dari 15% lulusan MICE yang jadi EO. Lulusan MICE bisa lebih dari itu. Kita bisa kerja di PCO, PEO, kerja kantoran (div. event, humas, markom, dll), jasa layanan wisata, insentif, tour guide, pengajar, event konsultan, party planner dan lain-lain yang berkaitan dengan event. Pokonya kalo dikulik lagi banyak banget kerjaan buat lulusan MICE. Dan peluang karirnya bukan cuma di Indonesia.

Segitu dulu aja kali ya, kalau ada pertanyaan bisa ditanyakan di kolom komentar.
Terima kasih ya temen-temen yang udah nyimak, semoga tulisannya bermanfaat.








Senin, 30 Januari 2017

Kenapa MICE PNJ?

Judul di atas merupakan salah satu pertanyaan yang paling sering aku tanyakan ke diri sendiri dan google. Kenapa MICE PNJ? Kenapa harus nolak PTN di Bandung untuk MICE PNJ? Apa yang akan aku dapatkan ketika aku lulus dari MICE? Kurang lebih seperti itulah FAQku sebelum akhirnya memutuskan untuk memilih MICE sebagai jenjang lanjutan pendidikan aku yang nantinya akan menentukan masa depan.

Sebelum membahas lebih jauh tentang MICE enaknya aku jelasin dulu kali ya apa itu MICE?
Jadi teman-teman, MICE itu adalah akronim dari Meeting, Incentive, Convention and Exhibition yang merupakan sebuah bagian dari industri pariwisata yang melayani bidang pertemuan, konvensi dan pameran. Sederhanyanya, banyak orang mengartikan MICE ini sebagai Event Organizer. Dalam Undang-Undang, MICE ini merupakan  bagian dari pariwisata, tapi di PNJ, MICE ini core utamanya adalah bisnis. Jadi para akademisi di PNJ lebih senang menyebut MICE sebagai Event Management atau Event Business. Kira-kira seperti itu sih menurutku.

Aku tahu MICE secara ga sengaja dari internet. Jadi waktu itu aku menemukan tulisan tentang event management, karena pada saat itu tertarik dengan jurusan event, akhirnya memutuskan untuk menelusuri lebih jauh apa itu event management, aku kira event management ini termasuk bagian dari management.

Setelah ditelusuri akhirnya ketemulah dengan website MICE PNJ, setelah itu makin penasaran-makin penasaran, aku cari alumni-alumni MICE diinternet dan nanya langsung MICE itu gimana sih dan bla-bla-bla.

Setelah mendapatkan info yang cukup lengkap, aku makin yakin nih buat milih MICE. Dan hingga akhirnya ada yang nanya "Emang nanti mau jadi apa setelah lulus dari MICE?" and surprisingly aku jawab lancar banget dan udah kebayang nanti setelah lulus mau jadi apa.

Aku cerita tentang pengalaman tes UMPN. Jadi MICE ini terdiri dari 2 tes masuk. Pertama, tes tertulis, dan kedua adalah tes interview. Tes tertulisnya terdiri dari Matematika, Ekonomi, Akuntansi, Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris, jumlahnya 100 butir soal. Setelah dinyatakan lolos di tahap ujian tulis, dilanjut dengan tes wawancara. yang ngewawancaranya dosen-dosen MICE PNJ. Pertanyaannya ga jauh seputaran MICE sih. Kalo emang udah ngerti banget tentang MICE, rasanya ga ada masalah sih pas tes wawancara itu.

Dan sekarang, setelah satu semester belajar MICE, apa yang aku bayangin dulu tentang MICE ternyata bener semua, bahkan jauh lebih keren dari ekspektasi aku sebelumnya. Aku ngerasa tepat banget berada di sini dan sama sekali ga menyesal nolak PTN yang di Bandung.

That's all, guys. Semoga bermanfaat ya.


UPDATE: Teman-teman, sebelum chat aku secara personal, ada baiknya untuk cek postku yang terbaru ya (di sini)! Kalau pertanyaan teman teman belum terjawab, teman-teman bisa kirim pesan ke kikiwidianti019@gmail.com. Terima kasih.



Sabtu, 25 Juni 2016

Filosofi Angka Jawa dengan Pelafalan Khusus

Filosofi Angka Jawa dengan Pelafalan Khusus
Nanda Triyaningsih - 152151132
nandatriyaningsih97@gmail.com



A
ngka merupakan suatu gagasan yang abstrak, digunakan untuk menghitungdan mengukur. Angka merupakan pelambangan jumlah yang diakui manusia untuk dipergunakan untuk menghitung dan megukur. Dan Lafal adalah cara seseorang tahu sekelompok penutur bahasa dalam mengucapkan lambang-lambang.
Dalam kajian matematika dikenal dengan  istilah bilangan atau angka – angka. Angka – angka itu tidak bisa dipisahkan dalam kehidupan sehari – hari, serta angka tersebut kita kenal dimulai dari angka 0 – 9. Dari keseluruhan angka tersebut yang paling menarik untuk dibahas adalah pelafalan angka 11,21, 25, 50, 60, dalam bahasa jawa . Angka tersebut berbeda dengan angka lain, dari segi pelafalan. Angka itu merupakan angka yang memiliki sejarah dan karakteristik sehingga dapat diambil filosofisnya dan hal ini dapat membedakan dirinya dengan angka – angka yang lain.
Mengapa dalam pelafalan di jawa angka 11 tidak di baca dengan sedoso setunggal?melainkan di baca sewelas.  Mengapa dalam pelafalan di jawa angka 21 tidak di baca dengan kalihdoso setunggal? melainkan dibaca selikur.  Mengapa dalam pelafalan di jawa angka 25 tidak di baca dengan kalihdoso gangsal?melainkan selawe. Mengapa dalam pelafalan di jawa angka 50 tidak di baca dengan gangsaldoso? melainkan seket. Dan yang terakhir, mengapa dalam pelafalan di jawa angka 60 tidak di baca dengan enemdoso? melainkan sewidak.


Ada makna apakah dibalik pelafalan angka-angka tersebut? Berikut penulis memberi jawabannya!


Angka 11:
Filosofinya, bahwa pada usia 11 tahun hingga 19 tahun adalah saat-saat berseminya rasa welas asih (belas kasih) pada jiwa seseorang, terutama terhadap lawan jenis. Itulah usia di mana seseorang memasuki masa akil baligh, masa remaja. Anak anak memasuki masa pubertas.
Angka 21:
Di sini terdapat satuan Likur yang tidak lain merupakan kependekan dari LIngguh KURsi, artinya duduk di kursi.Mengapa disebut demikian? Maknanya, bahwa pada usia 21 hingga 29 itulah pada umumnya manusia mendapatkan “tempat duduknya”, baik itu berupa pekerjaannya, profesi, atau jabatan, yang akan ditekuni dalam kehidupannya. Apakah sebagai pegawai, guru, pengusaha, pedagang, seniman, penulis, dan lain sebagainya.
Angka 25:
Bahkan yang lebih menarik lagi, angka 25 memiliki sebutan khusus, yang mana bilangan 25 tidak disebut sebagai limang likur, melainkan selawe. Apa maknanya, Selawe konon merupakan singkatan dari SEneng-senenge LAnang lan WEdok, itulah puncak asmaranya seorang laki-laki dan perempuan, yang ditandai oleh pernikahan. Maka pada usia tersebutlah (25) pada umumnya seorang laki-laki berumah tangga (dadi manten),Memang tidak semua orang menikah pada usia tersebut, tapi jika dirata-rata memang di antara usia 21-29. Pada saat kedudukan sudah diperoleh, pada saat itulah seseorang siap untuk menikah.
Angka 50:
Pada bilangan 50. Seharusnya, angka ini disebut sebagai limang puluh, namun sebutan populernya tidaklah demikian, angka 50 lebih sering disebut dengan seket.Apa makna dibalik ini? Konon SEKET merupakan kependekan dari kalimat SEneng KEthonan, artinya suka memakai kethu / alias tutup kepala/topi/kopiah dan sebagainya. Hal ini menandakan usia seseorang semakin lanjut, dan tutup kepala merupakan lambang dari semua itu. Selain itu tutup kepala merupakan alat untuk menutup rambut yang mulai botak atau memutih.
Di sisi lain, tutup kepala bisa juga berupa kopiah yang melambangkan orang yang sedang beribadah. Memang demikian, pada usia 50, kita sebagai manusia seharusnya memperbanyak  ibadah, untuk bekal memasuki kehidupan akhirat.

Angka 60:
Lain 50, lain pula 60. Angka ini tidak populer dengan sebutan enem puluh, tapi lebih sering diseut dengan sewidak atau suwidak.Usut punya usut, konon sewidak merupakan kependekan dari 'SEjatine WIs wayahe tinDAK'.
Maknanya, sesungguhnya pada usia tersebut sudah saat seseorang bersiap-siap untuk pergi meninggalkan dunia fana ini. Ini karena nabi Muhammad SAW, meninggal pada usia sekitaran tersebut. Maka kalau usia kita sudah mencapai 60, lebih berhati-hatilah dan tentu saja semakin banyaklah bersyukur, karena usia selebihnya adalah bonus dari Yang Maha Kuasa.
Kenapa juga angka-angka seperti 11, 21, 25, 50, 60 dalam pengucapannya berbeda dengan angka-angka yang lain.
Kesimpulannya ternyata dibalik itu ada sesuatu yang tersembunyi dimana ada maksud tertentu dalam pengucapannya. Dalam maknanya menggambarkan tentang kehidupan yang dijalani manusia semasa di dunia dari kecil hingga kita akan meninggal dunia. Ilmu matematika juga berperan, karena umur kita dapat di tunjukan dengan angka-angka.
Saran pembuatan artikel ini untuk pembaca yaitu pembaca di harapkan dapat  mengembangkan lagi esai ini.

Daftar Pustaka
Jimmy Prawira (2015)  Kenapa 25 itu selawe, 50 itu siket, 60 itu sewidak. [online] tersedia: http://www.goodnewsfromindonesia.org/2015/08/26/kenapa-25-itu-selawe-50-itu-siket-60-itu-sewidak [01 April 2016]

Anonim (2015) Nama angka dalam bahasa jawa [online] tersedia: https://id.wiktionary.org/wiki/Wiktionary:Nama_angka_dalam_bahasa_Jawa [01 April 2016]



MENGAPA TIDAK ADA HADIAH NOBEL UNTUK BIDANG MATEMATIKA?

MENGAPA TIDAK ADA HADIAH NOBEL UNTUK BIDANG MATEMATIKA?

Resti Puji Lestari - 152151150


Penghargaan Nobel dianugerah-kan setiap tahun kepada mereka yang telah melakukan penelitian yang luar biasa, menemukan teknik atau peralatan yang baru atau telah melakukan kontribusi luar biasa bagi masyarakat. Penghargaan Nobel diberikan berdasarkan wasiat Alfred Nobel, seorang penemu dinamit berkebangsaan Swedia. Penghargaan Nobel dianugerahkan setiap tahunnya pada tanggal 10 Desember sejak tahun 1901.



Gambar 1. Nobel Prize
Tanggal 10 Desember bertepatan dengan wafatnya Alfred Nobel. Adapun kategori penghargaannya yaitu pencapaian dalam bidang Fisika, Kimia, Fisiologi atau Kedokteran, Sastra, Perdamaian, dan pada tahun 1969 diperluas dengan memasukkan bidang Ekonomi.

Gambar 2. Penerimaan Nobel Prize

Tentu banyak orang bertanya-tanya, mengapa matematika yang dikenal sebagai Ratunya Ilmu Pengetahuan tidak termasuk dalam kategori Penghargaan Nobel? Adapun kabar yang beredar adalah mitos bahwa GostaMittag-Leffler, seorang matematikawan berkebangsaan Swedia memiliki hubungan gelap dengan istri Alfred Nobel. Saat Alfred Nobel memiliki niatan untuk memberikan penghargaan kepada orang-orang yang memiliki kontribusi luar biasa  terhadap masyarakat dunia, saat itu Mittag-Leffler merupakan seorang matematikawan yang terkenal dan berpengaruh di Swedia.

Gambar 4. GostaMittag-Leffler

Alfred Nobel berpikir jika matematika termasuk kedalam penghargaan tersebut, maka Mittag-Leffler bisa menggunakan pengaruhnya di Royal SwedishAcademyofScience untuk menjadi peraih pertama penghargaan tersebut. Untuk menghindari hal tersebut, maka Alfred Nobel tidak memberikan penghargaan di Bidang Matematika.

Gambar 3. Alfred Nobel

Namun,anggapan tersebut tidak terbukti kebenarannya. Alfred Nobel ternyata tidak pernah menikah.  Ia pernah memiliki hubungan asmara dengan seorang wanita asal Wina-Austria, Sophie Hess, namun tidak ada satu pun bukti yang menguatkan bahwa wanita ini memiliki hubungan khusus dengan Mittag-Leffler.
Anggapan tersebut pun dibantah oleh sebuah artikel yang ditulis oleh Lars Gårding dan Lars Hörmander dengan judul “Why Is ThereNo Nobel Prize in Mathematics?”. Penulis menyatakan bahwa Mittag-Leffler sama sekali tidak memiliki hubungan dengan Alfred Nobel. Alfred Nobel pindah dari Swedia pada tahun 1865, ketika MittagLeffer masih menjadi seorang murid dan jarang sekali Alfred Nobel berkunjung kembali ke Swedia. Penulis menyatakan bahwa jawaban yang benar atas pertanyaan tersebut adalah bahwa ide untuk memberikan penghargaan kepada bidang matematika  tidak pernah terbayang sama sekali dalam pikiran Alfred Nobel.Selain itu, tidak cukup kuat alasan bahwa Mittag-Leffler adalah kandidat terkuat seandainya ada Penghargaan Nobel bidang matematika, karena masih ada matematikawan lain seperti Jules Henri Poincare atau David Hilbert yang lebih tersohor saat itu.

Gambar 5. Artikel dari Old Intelligencer


Dugaan lain tidak adanya Penghargaan Nobel untuk bidang Matematika adalah bahwa Alfred Nobel, yang lahir di Stockholm telah mengetahui bahwa Raja Oscar II dari Swedia telah memberikan penghargaan di bidang matematika untuk ahli-ahli matematika di daratan Eropa. Beberapa ahli matematika seperti Hermite, Bertrand, Weierstrass, dan Poincare telah mendapatkan penghargaan dari Raja Oscar II.
Alasan lain yang lebih masuk akal adalah tujuan awal Penghargaan Nobel itu sendiri. Alfred Nobel ingin mendonasikan kekayaannya kepada mereka yang memiliki penemuan luar biasa sehingga temuannya mempunyai manfaat praktis yang signifikan bagi manusia.  Hal tersebut dapat menjelaskan mengapa Penghargaan Nobel bidang fisika lebih diberikan karena temuan-temuannya bersifat eksperimental.  Dalam hal ini, Alfred Nobel mungkin saat itu belum memahami bahwa matematika tidak hanya bersifat teoretis tetapi berpengaruh besar dalam kehidupan.
Meskipun tidak ada Penghargaan Nobel dalam bidang Matematika, tetapi tidak sedikit matematikawan yang meraih Penghargaan Nobel tentu saja pada bidang non-matematika. Misalnya, BertrandRussell untuk sastra (1950), Max Born dan WaltherBothe untuk fisika (1954), John ForbesNash untuk ekonomi (1994). Bahkan kisah hidup John F Nash difilmkan dalam film berjudul A BeautifulMind.

Gambar 6. FieldsMedal

Disamping itu ada beberapa penghargaan berskala dunia untuk bidang matematika, antara lain FieldsMedal. FieldsMedal yang kerap disebut sebagai ‘Nobel-nya Matematika’ ini adalah penghargaan yang diberikan kepada dua hingga empat matematikawan yang berusia kurang dari 40 tahun pada Kongres InternasionalPersatuan Matematika Internasional. Penghargaan ini diselenggarakan setiap empat tahun sekali. Pertama kali dianugerahkan pada tahun 1936, Medali Fields mengambil namanya dari sang penggagas yaitu John Charles Fields matematikawan berkebangsaan Kanada.

Gambar 7.  John Charles Fields

Tidak seperti Penghargaan Nobel, FieldsMedal diberikan pada mereka yang menghasilkan karya teoretis. Ada dua macam karya yang dapat dihasilkan oleh seseorang supaya dapat memperoleh medali ini. Yang pertama adalah jika seseorang dapat memecahkan soal yang terkenal sulit (problem solving), dan yang ke dua adalah jika seseorang dapat menciptakan teori baru di bidang matematika.
Selain FieldsMedal, penghargaan di bidang matematika lainnya adalah Hadiah Wolf (Wolf Prize). Hadiah Wolf ini diberikan oleh Yayasan Wolf (Wolf Foundation) dari Israel. Tidak seperti medali Fields yang penganugerahannya dilakukan tiap empat tahun sekali, penganugerahan hadiah Wolf dilakukan setiap tahun. Tradisi penganugerahan hadiah Wolf telah dimulai sejak tahun 1978 dan diberikan hadiah sebesar 100.000 dolar AS (sekitar Rp 1 milyar) kepada setiap pemenangnya.
Adapun beberapa penghargaan lainnya dalam bidang matematika yaitu Abel Prize, Bocher Memorial Prize, Millennium Prize Problem (Clay MathematicsInstitute), dan lain-lain.
Penulis berharap artikel ini dapat memotivasi pembaca agar lebih giat dalam mengasah kemampuan matematikanya seperti para peraih penghargaan dunia tersebut.

DAFTAR PUSTAKA
Gårding, L dan Hörmander, L (1985) Why Is ThereNo Nobel Prize in Mathematics?. MathematicalIntelligencer.Diambil dari:astro1.panet.utoledo.edu/~ljc/mittag2.pdf(13 April 2016)
Wikipedia. Penghargaan Nobel. [online]
Tersedia:https://id.wikipedia.org /wiki/Penghargaan_Nobel(20 Mei 2016)
Wikipedia. Medali fields.[online]Tersedia:https://id.wikipedia.org /wiki/Medali_Fields
(21 Mei 2016)
Ardhana, Kutha (2011) Mengapa Tak Ada Hadiah Nobel Matematika.[online]
Kristanto, Ferry (2009) Nobelnya Matematika, Ya FieldsMedal. [online].
(22 Mei 2016)
Anonim. (2013) Hadiah Nobel Bidang Matematika. [online]Tersedia:
(22 Mei 2016)

Kamis, 18 Februari 2016

CHITATO RASA INDOMIE GORENG


Pertama aku mau ngucapin terimakasih kepada Chitato, karena olehnya, aku tergugah untuk mengisi blog ini lagi haha

Kira-kira sejak akhir Januari 2016 beranda sosial mediaku ramai tentang Snack varian baru. YA. Snack tersebut tidak lain dan tidak bukan adalah Chitato rasa Indomie Goreng. Menurutku inovasi ini cerdik sih, Jeli banget liat peluang pasar. Soalnya sepengamatanku banyak banget orang yang sangat mendewakan keberadaan 2 produk ini, terutama Indomie Goreng. Apalagi teman-teman yang sekolah/menetap di luar negeri. Aku tahu karena sering baca cerita mereka di blog atau ask.fm.

Jujur, aku bukan penggemar Indomie atau pemuja Chitato, hanya sekedar suka, tapi bukan suka yang suka banget. Suka aja. Gitu. Jadi saat pertama tahu tentang kabar Chitato Indomie, aku kurang antusias. Ya, sekedar tau aja gitu. Tapi penasaran juga mau nyicip. Aku juga ga termasuk orang yang mendatangi setiap minimarket untuk berburu snack ini.

Bicara soal kemasan, jujur cukup menarik, desainnya jelas milik Indomie, tapi bentuknya dan isinya khas Chitato banget, kebanyakan gas daripada kentangnya. Ini mah udah khas setiap potato chip kali ya, kemasannya gede-gede, tapi isinya cetek. Termasuk potato chip yang ada gambar Messinya dan potato chip gambar petani kentang mirip Pak Raden. Bahan kemasannya juga aku suka, sama kaya Chitato Bulgogi ya kalau ga salah. Mirip snack-snack impor juga, jadi agak-agak fancy gitulah hehe.
Oke sekarang kita ngebahas soal rasa.

Menurut aku Chitato Indomie Goreng itu PEDES! Ini kenapa sih harus pedes? Awalnya ga ngerti rasa Indomienya sebelah mana. Tapi setelah baca testimoni orang lain tentang snack ini baru ngerti kenapa pedes. Ternyata rasa sambel Indomienya kerasa banget katanya. Aku kalo masak Indomie goreng ga pernah pake sambel soalnya, jadi ya gatau pedesnya Indomie kaya gimana. Dari satu kemasan Chitato Indomie Goreng ini aku minum 1 botol teh dan beberapa gelas air minum.

Selain pedes, rasanya itu gurih. Iyalah gurih, gurih banget. Bayangin aja MSG ketemu MSG. Yaudah sih bayangin aja sendiri. Kata orang kan MSG bikin bego ya? Nah ini MSG di Chitato dikawinin sama MSGnya Indomie Goreng, niscaya IQmu tidak lagi jongkok, melainkan tiarap. Tapi aku pernah baca artikel tentang MSG yang katanya MSQ itu ga bikin bego selama kadarnya masih terkendali. Kembali ke kepercayaan masing-masing sih mau percaya atau ngga

Terlepas dari pedes dan gurih, rasa khas kentang Chitatonya nolong banget sih menurut aku. Dari dulu yang paling aku suka dari Chitato adalah rasa kentangnya itu sendiri. Kentang emang basicnya udah enak sih, mau diapa-apain juga pasti enak. Apalagi dikasih MSG hmmmmmmm. Sama kaya orang cantik, mau didandanin gimana juga tetep aja cantik. Gitu.

Dari sekian banyak Chitato dan Indomie yang ada di dunia, aku  paling suka sama yang rasa kocok bandung dan sapi panggang sih. Udahlah dua itu terbaik. Kalau ada varian baru entah itu Chitato Kocok Bandung, Indomie Sapi Panggang atau Indomie Kocok Bandung ft. Sapi Panggang pasti lebih antusias daripada Chitato Indomie Goreng ini, dijamin.

Intinya sih Chitato Indomie Goreng enak, tapi pedes, tapi banyak msg, tapi enak, tapi enak, tapi enak hahaha. Kalau sebelunya udah gila sama chitato dan Indomie Goreng, dengan catatan: suka pake sambelnya, pasti suka. Pasti muja-muja produk ini sampe miskin dan tolol.

Udah sih gitu aja
 
Kasih deh nihhhhhh

P.S: Aku lagi nonton Liga Champion antara Real Madrid vs As Roma, tapi ga seru, gambarnya juga jelek.